Syurawasti Muhiddin
Kata belajar sudah kita kenal sejak kita mengenyam
pendidikan di Taman Kanak-Kanak hingga sekarang ini. Tentu saja kata belajar
tersebut dimaknai berbeda oleh setiap manusia berdasarkan level pengetahuannya.
Anak-anak misalnya,
mereka mengartikan belajar sebagai suatu kegiatan membaca buku atau mencatat
materi dari buku. Padahal belajar tidak se-simple itu. Belajar merupakan
proses kita menafsirkan berbagai hal di dunia. Mengutip pendapat Dr. Arlina
Gunarya, M.Sc, dasar hakikinya belajar adalah upaya mengenali dan mencari tahu, yang merupakan
prasarat untuk upaya menjadi orang yang sesuai dengan fitrah. Belajar
berlangsung terus- menerus sejak kita lahir di dunia ini, sadar maupun tidak
sadar karena belajar merupakan panggilan hidup. Tanpa belajar kita tidak dapat melakukan
“proses menjadi”.
Ada tiga jenis belajar, yaitu belajar tentang, belajar, dan belajar menjadi. Belajar tentang bertujuan untuk mengetahui sesuatu sehingga kita memiliki
wawasan. Ketika kita mempraktikkan hasil belajar tentang untuk memperoleh skill,
maka saat itu disebut “belajar”. Sementara “belajar menjadi” mensaratkan
perenungan diri. Menurut Andrias Harefa1, “pengajaran” membawa orang
belajar tentang, sedangkan “pelatihan” memandu orang belajar, sementara “pembelajaran”
memungkinkan orang belajar menjadi. Dengan demikian ada perbedaan makna antara
kata pelajar dengan pembelajar. Menurut saya, pelajar yang diidentikkan dengan
siswa, terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah, lebih mengarah pada
proses belajar tanpa adanya proses perenungan (belajar tentang). Sedangkan
seorang pembelajar, yang dalam hal ini diidentikkan dengan mahasiswa tidak
hanya sekedar belajar tentang tetapi juga dapat menafsirkan apa yang diperoleh berdasarkan
persepsi dan pengalaman.
Lalu apakah pembelajar mandiri itu? Menurut saya secara
sederhana, pembelajar adalah setiap orang yang melakukan proses belajar tentang
dan proses belajar dalam rangka “belajar menjadi” apa yang menjadi kehendaknya.
Adapun kata mandiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti keadaan dapat
berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain. Dengan demikian, pembelajar mandiri adalah setiap orang yang melakukan
proses “belajar menjadi” atas inisiatif sendiri dengan tidak bergantung pada
orang lain. Pembelajar mandiri sadar akan pentingnya belajar untuk menjadi
orang yang sesuai dengan kehendak Sang Pencipta.
Siapakah pembelajar mandiri itu? Pembelajar mandiri bukan
hanya mereka yang berstatus sebagai siswa dan mahasiswa. Setiap orang dapat
menjadi pembelajar mandiri. Apalagi belajar adalah panggilan hidup. Hanya saja
istilah pembelajar mandiri ditekankan kepada mahasiswa, agar mereka dapat
menjadi manusia yang memiliki kompetensi dan karakter apabila mereka terjun ke
masyarakat nantinya.
Kapan dan dimana pembelajar mandiri melakukan proses
“belajar mandirinya” ? Kapan dan dimana saja seseorang bisa menjadi pembelajar
mandiri,
selama seseorang telah mununjukkan karakter seorang
pembelajar mandiri. Proses belajar tidak harus dilakukan di lingkungan
institusi pendidikan seperti sekolah dan kampus. Seseorang bisa belajar di
lingkungan rumah, keluarga, dan masyarakat. Manusia memang memulai proses
belajar di lingkungan keluarga, kemudian belajar dalam sistem seperti sekolah
dan lingkungan. Di lingkungan orang banyak, seseorang bisa mendapatkan banyak
pembelajaran.
Mengapa pembelajar-pembelajar mandiri sangat dibutuhkan
dalam kehidupan ini ? Jawabannya tentu sudah jelas. Pembelajar mandiri akan
menjadi manusia-manusia yang unggul dan berkarakter sehingga mereka dapat menebarluaskan
manfaat
keberadaannya kepada orang banyak. Apabila karakter kemandirian telah tertanam
kuat dalam dirinya, kelak ia bisa membina generasi-generasi berikutnya menjadi
pembelajar-pembelajar mandiri sehingga dimasa yang akan datang bangsa ini
menjadi bangsa yang tidak bergantung pada bangsa lain.
Lantas bagaimanakah ciri-ciri pembelajar mandiri itu?
Tentu saja seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa pembelajar mandiri tidak
bergantung pada orang lain dan memiliki inisiatif. Contohnya pada mahasiswa.
Dia mengerjakan tugas kuliah sendiri, tidak menyontek kepada teman dan tidak ingin menyulitkan teman. Dia memiliki inisiatif
untuk mengkaji sendiri sesuai kemampuannya. Dia memiliki komitmen untuk belajar.
Hal ini misalnya ditunjukkan melalui ketekunan dalam
mengikuti kuliah,
disiplin membaca, disiplin melakukan diskusi. Tidak hanya terbatas pada apa
yang diberikan dosen, tetapi juga berusaha untuk mengkaji ilmu lebih banyak
lagi melalui berbagai media. Pembelajar mandiri memiliki keberanian untuk
menjalani kehidupannya, senantiasa berpikir positif, serta tidak mudah menyerah
apalagi berputus asa. Selain itu, pembelajar mandiri senantiasa mengembangkan kreativitas
sesuai dengan potensi yang dimiliki. Kreativitas itu akan berguna bagi
kelangsungan hidupnya dan bahkan orang lain di masa depan.
Demikian pemaparan saya tentang pembelajar mandiri. Pembelajar
mandiri selalu berusaha memperoleh banyak pembelajaran hidup dalam rangka
“menjadi orang” yang dituju sesuai apa yang digariskan oleh Sang Pencipta.