Kamis, 03 Januari 2013

PEMBELAJAR MANDIRI
Syurawasti Muhiddin


Kata belajar sudah kita kenal sejak kita mengenyam pendidikan di Taman Kanak-Kanak hingga sekarang ini. Tentu saja kata belajar tersebut dimaknai berbeda oleh setiap manusia berdasarkan level pengetahuannya. Anak-anak misalnya, mereka mengartikan belajar sebagai suatu kegiatan membaca buku atau mencatat materi dari buku. Padahal belajar tidak se-simple itu. Belajar merupakan proses kita menafsirkan berbagai hal di dunia. Mengutip pendapat Dr. Arlina Gunarya, M.Sc, dasar hakikinya belajar adalah upaya mengenali dan mencari tahu, yang merupakan prasarat untuk upaya menjadi orang yang sesuai dengan fitrah. Belajar berlangsung terus- menerus sejak kita lahir di dunia ini, sadar maupun tidak sadar karena belajar merupakan panggilan hidup. Tanpa belajar kita tidak dapat melakukan “proses menjadi”.
Ada tiga jenis belajar, yaitu belajar tentang, belajar, dan belajar menjadi. Belajar tentang bertujuan untuk mengetahui sesuatu sehingga kita memiliki wawasan. Ketika kita mempraktikkan hasil belajar tentang untuk memperoleh skill, maka saat itu disebut “belajar”. Sementara “belajar menjadi” mensaratkan perenungan diri. Menurut Andrias Harefa1, “pengajaran” membawa orang belajar tentang, sedangkan “pelatihan” memandu orang belajar, sementara “pembelajaran” memungkinkan orang belajar menjadi. Dengan demikian ada perbedaan makna antara kata pelajar dengan pembelajar. Menurut saya, pelajar yang diidentikkan dengan siswa, terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah, lebih mengarah pada proses belajar tanpa adanya proses perenungan (belajar tentang). Sedangkan seorang pembelajar, yang dalam hal ini diidentikkan dengan mahasiswa tidak hanya sekedar belajar tentang tetapi juga dapat menafsirkan apa yang diperoleh berdasarkan persepsi dan pengalaman.
Lalu apakah pembelajar mandiri itu? Menurut saya secara sederhana, pembelajar adalah setiap orang yang melakukan proses belajar tentang dan proses belajar dalam rangka “belajar menjadi” apa yang menjadi kehendaknya. Adapun kata mandiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain. Dengan demikian, pembelajar mandiri adalah setiap orang yang melakukan proses “belajar menjadi” atas inisiatif sendiri dengan tidak bergantung pada orang lain. Pembelajar mandiri sadar akan pentingnya belajar untuk menjadi orang yang sesuai dengan kehendak Sang Pencipta.
Siapakah pembelajar mandiri itu? Pembelajar mandiri bukan hanya mereka yang berstatus sebagai siswa dan mahasiswa. Setiap orang dapat menjadi pembelajar mandiri. Apalagi belajar adalah panggilan hidup. Hanya saja istilah pembelajar mandiri ditekankan kepada mahasiswa, agar mereka dapat menjadi manusia yang memiliki kompetensi dan karakter apabila mereka terjun ke masyarakat nantinya.
Kapan dan dimana pembelajar mandiri melakukan proses “belajar mandirinya” ? Kapan dan dimana saja seseorang bisa menjadi pembelajar mandiri, selama seseorang telah mununjukkan karakter seorang pembelajar mandiri. Proses belajar tidak harus dilakukan di lingkungan institusi pendidikan seperti sekolah dan kampus. Seseorang bisa belajar di lingkungan rumah, keluarga, dan masyarakat. Manusia memang memulai proses belajar di lingkungan keluarga, kemudian belajar dalam sistem seperti sekolah dan lingkungan. Di lingkungan orang banyak, seseorang bisa mendapatkan banyak pembelajaran.
Mengapa pembelajar-pembelajar mandiri sangat dibutuhkan dalam kehidupan ini ? Jawabannya tentu sudah jelas. Pembelajar mandiri akan menjadi manusia-manusia yang unggul dan berkarakter sehingga mereka dapat menebarluaskan  manfaat keberadaannya kepada orang banyak. Apabila karakter kemandirian telah tertanam kuat dalam dirinya, kelak ia bisa membina generasi-generasi berikutnya menjadi pembelajar-pembelajar mandiri sehingga dimasa yang akan datang bangsa ini menjadi bangsa yang tidak bergantung pada bangsa lain.
Lantas bagaimanakah ciri-ciri pembelajar mandiri itu? Tentu saja seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa pembelajar mandiri tidak bergantung pada orang lain dan memiliki inisiatif. Contohnya pada mahasiswa. Dia mengerjakan tugas kuliah sendiri, tidak menyontek kepada teman dan tidak ingin menyulitkan teman. Dia memiliki inisiatif untuk mengkaji sendiri sesuai kemampuannya. Dia memiliki komitmen untuk belajar. Hal ini misalnya ditunjukkan melalui ketekunan dalam  mengikuti kuliah, disiplin membaca, disiplin melakukan diskusi. Tidak hanya terbatas pada apa yang diberikan dosen, tetapi juga berusaha untuk mengkaji ilmu lebih banyak lagi melalui berbagai media. Pembelajar mandiri memiliki keberanian untuk menjalani kehidupannya, senantiasa berpikir positif, serta tidak mudah menyerah apalagi berputus asa. Selain itu, pembelajar mandiri senantiasa mengembangkan kreativitas sesuai dengan potensi yang dimiliki. Kreativitas itu akan berguna bagi kelangsungan hidupnya dan bahkan orang lain di masa depan.
Demikian pemaparan saya tentang pembelajar mandiri. Pembelajar mandiri selalu berusaha memperoleh banyak pembelajaran hidup dalam rangka “menjadi orang” yang dituju sesuai apa yang digariskan oleh Sang Pencipta.