Selasa, 01 November 2011

Alternatif Wisata Budaya di Tosora

Tosora adalah dareah bekas Kabupaten Wajo pada abad ke 17 yang dapat dii jangkau dengan menggunakan transportasi darat terletak di sekitar 16 km dari KotaSengkang. Lokasi ini di kelilingi 8 buah danau kecil. Terdapat banyak peninggalan sejarah purbakala, misalnya Makam Raja-raja Wajo, bekas gudang ammunisi kerajaan ( geddong ), masjid kuno yang di bangun Tahun 1921, dan Makam yang diberi tanda Merriam sebagai nisanya . Selain itu terdapat juga sumur ( Gumparang, tempat prajurit-prajurit kerajaan di mandikan sebelum ke madan perang.Di Tosora juga terdapat makam Puangrimaggaatung Arung Matoa ke IV.
Berbicara masalah Kab. Wajo kita tidak bisa terlepas dari Desa Tosora, di mana di sana merupakan awal terbentuknya suatu daerah yang kemudian menjadi Kab. Wajo. Di tosora banyak situs-situs kebudayaan sebagai berikut:
  • Mesjid Tua Tosora. Mesjid Tua Tosora adalah mesjid yang pertama kali dibangun di Kerajaan Wajo pada tahun 1621 M, pada masa pemerintahan Arung Matoa Wajo ke 15 Lapakallongi Toallindrungi yang lasim di sebut To Ali. Mesjid tua tosora dibangun dr bahan baku batu gunung pasir dan telur dengan ukuran 18 m x 16 m. Menurut hikayat bahwa jenis telur tersebut tidak dibatasi jenis telurnya. Pada unumnya elur burung dan perolehan telur bagi penduduk negeri tidak sulit, karena kawasan pemukiman TO WAJO E saat itu dikelilingi oleh hutan dan diapit oleh danau, telur yang terkumpul diperoleh oleh semak belukar dan di liang-liang. Kulit telur ditumbuk, dicapur dengan pasir dan putihnya untuk dijadikan semen, kemudian kuningn telurnya dijadikan sebagai perekat.
  • Geddongnge (Gedug Mesiu). Timbul beberapa pendapat tentang nama Geddongnge. Ada yang mengatakan bahwa Geddongnge adalah sebuah bangunan tempat menyimpan barang-barang seperti alat-alat perang dan hasil bumi penduduk. Sebagian lagi mengatakan bahwa bangunan tersbut adalah bank(tempat menyimpang uang).Geddongnge dibangun pada saman pemerintahan Lasalewangeng To Tenriruwa sekitar tahun 1718 M. Pada saat itu perekonomian lancar dan awal dicetuskannya pasukan bersenjata. Bahan baku bangunannya masih berasal dari batu gunung, pasir, dan telur.
  • Makam Arung Matoa Wajo. Di Tosora beberapa makam arung matoa diantaranya: Makam Lataddampare’ Puangrimaggalatung. Disebut dalam lontara bahwa Lataddampare’ Puangrimaggalatung adalah seorang ahli pikir dijamannya, dia juga seorang Negarawan, ahli strategi perang, ahli dibidang pertanian dan ahli hukum.kejujurannya mejalankan pemerintahan terkenal baik di dalam maupun di luar negeri. Beliau adalah arung matoa wajo ke 4 yang berhasil menjadikan wajo sebagai sebuah kerajaan yang besar dan makmur kira-kira tahun 1498 sampai 1528. Makam seanjutnya adalah Lamungkace Toaddamang, merupakan arung matoa wajo ke 11 putra dari La Cella Ulu Paddanreng Talotenreng, kira-kira 1567 sampai 1607 selanjunya makam Lasalewangeng Tenriruwa beliau merupakan arung matoa Wajo ke 30. Beliau pernah menjadi raja di Limpo atau Negeri Kampiri (arung Kampiri). Lasalewangeng memperkuat persenjataan Wajo dan memprsiapkan peperangan terhadap Bone dan Belanda kira-kira tahun 1715 sampai 1736. Selanjutnya makam Latenrilai’ Tosenggeng, bliau merupakan arung matoa Wajo yang ke 23. Beliau memegang tampuk pemerintahan tari tahn 1658 smpai 1670, beliau pulalah yang menditikan Tosora menjadi ibu Kota kerajaan Wajo
  • Situs-situs lainnya
  1. Benteng pertahanan yang dibuat pada masa pemerintahan Latenrilai Tosengngeng. Awal pelaksanaanya setelah diadakan musyawarah antara arung matoa Latenrilai’ dengan penduduk Negeri mengenai rencana penyeragan Belanda terhadap tosora.
  2. Pohon Bajo dan Pohon Asam Lapaddeppa 
  3. Pohon bajo adalah tempat diadakannya perjanjian antara Batara Wajo 1 Latenri Bali dengan Ketiga Paddanreng dan Rakyat Wajo 
  4.   Mushalla Tua Menge
  5.  Bung Paranie (sumur keberanian)
  6. Bung Daowe
  7. Makam Besse Idalatikka, seorang gadis cantik yang sangat ramah dan sopan. Konon dia merupakan gadis tercantik di Kerajaan Wajo pada zamannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar